Kabar5News – Dalam rangka meningkatkan efisiensi produksi juga mengurangi emisi, PT Pupuk Indonesia (Persero), merencanakan melakukan revitalisasi sejumlah pabrik di beberapa wilayah kerjanya.
Saat ini, Pupuk Indonesia memiliki 15 pabrik, delapan di antaranya telah beroperasi selama lebih dari 30 tahun.
Pada saat ini, menurut Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi menyampaikan, bahwa perihal kondisi ini rata-rata setiap produksi 1 ton urea, mengkonsumsi gas lebih tinggi dari standar global, yaitu mencapai 28 MMBTU.
Sedangkan, untuk delapan pabrik mengkonsumsi gas rata-rata sekitar 32,2 MMBTU per ton Urea.
“Untuk urea saat ini, rasio konsumsi energi kami sangat, rata-rata konsumsi gas itu adalah mencapai 28 MMBTU per ton urea,” ucap Rahmad dalam keterangannya, dikutip Sabtu (27/9/2025).
Kendati demikian, revitalisasi pabrik sebagai strategi yang efesiensi, dengan cara memodernisasi pabrik tua dan juga membangun pabrik baru.
Efisiensi adalah salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menekan cost produksi sehingga menjamin harga pupuk subsidi dan nonsubsidi bagi petani realistis terjangkau.
“Ke depan kami akan melakukan revitalisasi, karena pabrik-pabrik kami sudah tua. Kami sudah lama tidak melakukan pembangunan pabrik. Untuk merevitalisasi itu butuh Rp54 triliun (tetapi tetap) akan kami lakukan,” ujar Direktur Utama Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi di Jakarta.
Lewat revitalisasi, konsumsi gas di Pupuk Indonesia diproyeksikan menjadi 25 MMBTU per ton urea pada 2035. Efisiensi dilakukan jelas mampu meminimalisir cost produksi.
Salah satu contoh pabrik yang sedang berjalan proses pembangunannya oleh Pupuk Indonesia yakni, Pabrik Pusri IIIB melalui PT Pupuk Sriwidjaja Palembang (Pusri) yang ditargetkan rampung tahun 2027.
Pembangunan Pusri IIIB diproyeksikan untuk menggantikan pabrik tua, lengkap dengan sarana dan pra sarana infrastruktur modern.
Dibangunnya Pabrik Pusri IIIB ini bertujuan menekan konsumsi gas rata-rata 32 MMBTU per ton menjadi 21,7 MMBTU per ton urea. Meningkatkan Efisiensi adalah salah satu cara penghematan cost produksi sekitar Rp 1,5 triliun per tahun.
Beberapa pabrik tua yang dimiliki PT Pupuk Indonesia (Persero), yakni :
1. PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) yang beroperasi sejak 1959.
2. PT Petrokimia Gresik telah beroperasi dari tahun 1972.
3. PT Pupuk Kujang beroperasi dari tahun 1975 4. PT Pupuk Kalimantan Timur telah beroperasi sejak 1977.
5. PT Pupuk Iskandar Muda sejak 1982.