Kabar5News – Pasca aksi demonstrasi dan kerusuhan yang terjadi di Jakarta dan sejumlah daerah lainnya, pada 28-30 Agustus 2025 lalu, muncul dugaan Tentara Nasional Indonesia (TNI) ada di balik peristiwa tersebut.
Bahkan, dugaan itu turut disampaikan kalangan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), salah satunya oleh Amnesty Internasional, beberapa hari setelah kerusuhan mereda.
Mananggapi hal tersebut, Koordinator SIAGA 98, Hasanuddin meminta TNI tidak terpancing dengan tudingan-tudingan itu.
Menurut dia, tuduhan adanya keterlibatan TNI dalam kerusuhan di minggu terakhir Agustus 2025 itu merupakan jebakan politik.
“SIAGA 98 menilai tuduhan tersebut bukan sekadar mengkambinghitamkan TNI, tetapi lebih jauh merupakan jebakan yang sengaja dibuat untuk merusak nama baik TNI dan memancing TNI kembali ke ranah politik, dengan tujuan menurunkan kredibilitas Presiden Prabowo Subianto,” ujar Hasanuddin, dalam pernyataan resminya yang diterima Kabar5News pada Rabu (10/9/2025).

Ia menegaskan, berbagai tudingan tersebut tidak sesuai dengan komitmen TNI dalam menjaga NKRI yang telah dibuktikan sejak reformasi 1998 lalu.
Menurut Hasanuddin, TNI adalah institusi yang telah terbukti mampu setia pada NKRI dan Pancasila.
Salah satunya terlihat dengan lepasnya TNI dari aktivitas politik praktis dan fokus pada pertahanan dan ketahanan negara.
“Hampir 27 tahun sejak reformasi 1998, TNI telah membuktikan dirinya mampu mereformasi institusi. TNI tidak lagi terlibat dalam politik praktis dan tetap fokus sebagai garda pertahanan nasional,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Hasanuddin menyatakan, pasca kerusuhan akhir Agustus lalu, pemerinttah, melalui TNI dan Polri telah berhasil memulihkan situasi hingga kembali normal.
Karena itulah ia percaya, TNI tidak terlibat dalam kerusuhan tersebut, terlebih menciptakan kondisi darurat sipil maupun militer.
“Tudingan itu malah berbalik, TNI sigap membantu Polri dalam menjaga dan memulihkan keamanan pasca kerusuhan,” pungkas Hasanuddin.