Kabar5News – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengumumkan prakiraan cuaca untuk periode 15–21 September 2025.
Berdasarkan data yang dirilis, sejumlah wilayah di Pulau Jawa berpotensi diguyur hujan dengan intensitas tinggi yang dapat disertai angin kencang.
Kondisi tersebut diperkirakan dapat meningkatkan risiko terjadinya bencana hidrometeorologi, seperti banjir, tanah longsor, hingga tumbangnya pohon. Ancaman ini lebih besar di daerah dengan kontur tanah yang labil serta sistem drainase yang belum optimal.
Oleh karena itu, penting bagi masyarakat maupun pemerintah daerah untuk mengetahui wilayah rawan terdampak agar dapat menyiapkan langkah antisipasi.
Daerah yang Berpotensi Terdampak
Berikut wilayah di Jawa yang diprediksi mengalami hujan lebat disertai angin kencang menurut BMKG:
Senin, 15 September 2025
Jawa Timur: Lumajang, Probolinggo, Banyuwangi, Jember, Situbondo, Pasuruan
Jawa Barat: Bogor, Tasikmalaya, Ciamis, Pangandaran
DKI Jakarta: Jakarta Barat, Utara, Pusat, Timur, Selatan
Selasa, 16 September 2025
Jawa Timur: Nganjuk, Pasuruan, Lumajang
Jawa Tengah: Pati, Rembang, Blora
Jawa Barat: Bogor, Depok, Bekasi, Sukabumi, Cianjur, Karawang, Purwakarta, Subang, Cimahi, Bandung Barat, Bandung, Sumedang, Cirebon, Majalengka, Kuningan, Garut, Tasikmalaya, Ciamis, Banjar, Pangandaran
DKI Jakarta: seluruh wilayah kota
Rabu, 17 September 2025
Jawa Timur: Magetan, Ngawi, Madiun, Trenggalek, Pasuruan, Probolinggo, Lumajang, Jember
DIY: Sleman utara, Kulon Progo utara
Jawa Tengah: Batang, Banjarnegara, Wonosobo, Karanganyar, Grobogan, Blora
Jawa Barat: Bogor hingga Pangandaran (hampir merata)
Kamis, 18 September 2025
Jawa Timur: Trenggalek, Blitar, Lumajang, Kota Blitar, Kota Batu
DIY: seluruh wilayah kabupaten/kota
Jawa Tengah: Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Kebumen, Purworejo, Wonosobo, Magelang, Karanganyar, Temanggung, Kendal, Batang, Pekalongan, Pemalang, Tegal, Brebes, serta Kota Magelang, Surakarta, Pekalongan, Tegal
Jawa Barat: Kabupaten Bogor, Bandung Barat, Ciamis, serta Kota Bogor, Bandung, Cimahi, Tasikmalaya
DKI Jakarta: Kepulauan Seribu bagian selatan
Sabtu, 20 September 2025
Jawa Timur: Malang
Jawa Tengah: Wonosobo
Jawa Barat: Bandung Barat
Minggu, 21 September 2025
Jawa Barat: Sukabumi
Penyebab Cuaca Ekstrem
Direktur Meteorologi Publik BMKG, Dr. Andri Ramdhani, M.Si, menjelaskan bahwa potensi hujan lebat ini dipicu oleh fase Dipole Mode Indeks (DMI) negatif dan anomali Outgoing Longwave Radiation (OLR) bernilai negatif.
Kondisi tersebut mendukung pembentukan awan hujan, yang kemudian diperkuat oleh aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO), gelombang Kelvin, Rossby ekuator, serta gelombang atmosfer berfrekuensi rendah.
Selain itu, munculnya bibit siklon tropis 93S di Samudra Hindia barat Bengkulu turut menambah potensi hujan dengan memicu konvergensi dan pertemuan angin.
Pola siklonik di Kalimantan Utara juga memicu terbentuknya daerah konvergensi yang memperbesar peluang hujan di beberapa wilayah.
Sementara itu, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyampaikan bahwa musim hujan tahun ini diperkirakan datang lebih awal dibanding tahun sebelumnya.
Musim hujan diprediksi berlangsung sejak Agustus 2025 hingga April 2026. Puncak hujan bervariasi, sebagian besar diperkirakan terjadi pada November–Desember 2025 di Sumatera dan Kalimantan, serta pada Januari–Februari 2026 di Jawa, Sulawesi, Maluku, dan Papua.
Perkiraan Awal Musim Hujan di Indonesia
Dari total 699 Zona Musim (ZOM) di Indonesia:
Sekitar 79 ZOM (11,3%) diperkirakan memasuki musim hujan pada September 2025, meliputi sebagian Sumatera Utara, Riau bagian utara, Sumatera Barat bagian utara, Jambi barat, Bengkulu utara, Bangka Belitung selatan, Sumatera Selatan, sebagian kecil Jawa, Kalimantan Selatan, dan sebagian Papua Selatan.
149 ZOM (21,3%) akan memasuki musim hujan pada Oktober 2025, meliputi sebagian Lampung, sebagian besar Pulau Jawa, Bali, sebagian Nusa Tenggara Barat, Sulawesi selatan, dan Papua bagian tengah.
105 ZOM (15%) lainnya diperkirakan mulai musim hujan pada November 2025, meliputi Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, sebagian Sulawesi, Maluku, Papua Barat, dan Papua.