Kabar5News – Prosa sastra karya Dr. Taufan Hunneman kembali mencuri perhatian. Kali ini oleh salah satu novelis dengan nama pena Metapuccino dan pegiat Perhutani Sosial, Chairuddin Ambong.
Keduanya memberikan komentar mengenai prosa sastra Taufan berjudul ‘Bunuh Diri Kelas’ yang dirilis pada Rabu (8/10/2025),
Adapun Metapuccino bernama asli Meta Sari Fischer, seorang novelis yang telah menelurkan beberapa novel yang sudah dipasarkan di sejumlah toko buku.
Meski berkarier sebagai penulis novel, Meta adalah lulusan Fakultas Hukum Universitas Jayabaya angkatan 2001.
Menulis adalah hobinya sejak dulu. Selepas kuliah, ia coba menekuni hobi tersebut dengan serius hingga akhirnya menjadi novel.
Sementara Chairuddin Ambong dahulu adalah salah satu aktivis radikal di era orde baru. Ia turut berperan dalam menjatuhkan Soeharto pada 1998 silam.
Dan berikut adalah ulasan keduanya mengenai prosa sastra ‘Bunuh Diri Kelas’ karya Taufan Hunneman.
Ulasan Metapuccino:
Tulisan ini menggambarkan konflik batin yang kuat antara dua orang yang dulu dekat, tapi kini terpisah oleh ideologi yang berbeda.
Penulis dengan jujur menunjukkan bagaimana semangat revolusi yang dulu membara kini justru terasa kosong dan tergerus zaman.
Gaya bahasanya sangat kuat, penuh metafora, dan memberi kesan mendalam tentang perasaan kehilangan, kegagalan, dan perubahan.
Meskipun ada banyak referensi teori yang mungkin berat untuk sebagian orang, inti dari tulisan ini terasa sangat manusiawi: tentang bagaimana kita bertumbuh, berubah, dan akhirnya merelakan idealisme yang dulu kita yakini. Kurang lebih ini review dari aku. Sukaaa banget sama tulisan Bang Taufan.
Ulasan Chairuddin Ambong:
Prosa ini mengambarkan dua sosok yang berbeda dalam cara pandang, walaupun keduanya pernah bersama dalam satu masa yang berteriak soal keadilan.
Sosok pertama masih terperangkap dan hidup dimasa lalu sehingga melihat dan memandang persoalan hari ini masih dengan kacamata 28 tahun lalu.
Sosok kedua, visioner dan berpikir jauh ke depan. Sehingga sosok kedua bisa lebih survive dan siap mengahadapi tantangan baik sosial, ekomomi maupun politik saat ini. Sosok kedua lebih siap (struggle) dalam menghadapi segala tantangan perubahan jaman.
Prosanya bercerita. penulisan prosanya, baik mengalir enak dibaca sehingga membawa siapa pun yang membaca kembali ke masa lalu.