Kabar5News – PT Polytama Propindo (Polytama), anak usaha PT Tuban Petrochemical Industries yang juga dimiliki oleh PT Pertamina (Persero) kembali menegaskan posisinya sebagai salah satu pilar utama dalam penguatan industri petrokimia nasional melalui proyek Polypropylene Plant Balongan (PPB) di Indramayu. Dalam upaya menjamin kelancaran pasokan energi untuk proyek strategis ini, Polytama menjalin kerja sama strategis dengan PT Pertamina Gas (Pertagas) yang akan menyediakan infrastruktur dan suplai gas bumi secara andal hingga 2029.
Penandatanganan perjanjian kerja sama berlangsung di Yogyakarta pada 24 April 2025, yang dilakukan oleh Presiden Direktur Polytama Joko Pranoto dan Direktur Utama Pertagas, Gamal Imam Santoso, didampingi oleh Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis Pertagas Agung Indri Pramantyo dan Direktur Keuangan dan Pengembangan Bisnis Polytama Uray Azhari.
Kedua pihak sepakat membangun sinergi jangka panjang untuk mendukung kelangsungan proyek perluasan kapasitas produksi Polytama yang kini tengah berjalan. Polytama saat ini tengah mengembangkan plant baru dengan tambahan kapasitas sebesar 300 ribu ton per tahun, sehingga total kapasitas produksi polypropylene akan meningkat menjadi 600 ribu ton per tahun. Peningkatan kapasitas menjadi bagian dari upaya Polytama untuk memperkuat sektor petrokimia di Indonesia.

Penandatanganan ini juga merupakan wujud nyata dari sinergi yang semakin solid antara Polytama dan Pertagas dalam mendukung kemajuan industri petrokimia Indonesia.
“Kami menyambut baik kolaborasi ini dan berharap sinergi antara Polytama dan Pertagas dapat terus berlanjut, tidak hanya dalam proyek ini namun juga dalam inisiatif lainnya“ tegas Joko.
Disampaikan Joko, Proyek PPB merupakan milestone penting dalam hampir 30 tahun perjalanan Polytama. Tidak hanya mengenai pertumbuhan kapasitas, tapi juga kontribusi nyata Polytama terhadap substitusi impor dan penguatan struktur industri petrokimia dalam negeri.
Dengan dukungan Pertagas, proyek ini dipastikan akan mendapat pasokan gas bumi yang stabil sebesar 275.940 mmbtu per tahun hingga akhir 2029. Selain itu, Pertagas juga akan menjalankan operasi dan pemeliharaan infrastruktur tersebut, memastikan keandalan sistem dalam jangka panjang.
Dengan dukungan infrastruktur dan pasokan gas yang andal dari Pertagas, Polytama optimis bahwa proyek ini akan dapat berjalan sesuai dengan target yang telah ditetapkan dan memberikan kontribusi positif khususnya dari segi ekonomi dan penurunan angka impor.
Joko menekankan bahwa keberhasilan proyek ini sangat bergantung pada integrasi antara kesiapan infrastruktur dan ketersediaan energi. Melalui sinergi kedua perusahaan, diharapkan dapat mewujudkan tujuan jangka panjang pemerintah antara lain memperluas rantai nilai produk petrokimia, dan menciptakan multiplier effect di berbagai sektor industri yang memerlukan dukungan bahan baku produk petrokimia.
“Kolaborasi ini memperkuat keyakinan kami bahwa proyek dapat berjalan sesuai target dan memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi daerah maupun nasional,” ucap Joko.
Kesepakatan ini juga menandai transformasi di kawasan Indramayu, yang kian diperkuat posisinya sebagai sentra petrokimia strategis nasional. Dengan ekspansi Polytama dan dukungan infrastruktur dari Pertagas, kawasan ini diharapkan dapat menjadi pusat pertumbuhan industri baru yang membuka peluang investasi lain dan tenaga kerja secara signifikan.
Di tengah momentum pertumbuhan ekonomi dan tuntutan efisiensi rantai pasok global, proyek PPB memberi harapan Indonesia akan mampu memperkuat kemandirian industri bahan baku dan mengurangi ketergantungan impor. Polytama, dengan dukungan penuh Pertagas, bergerak nyata menuju arah tersebut.
Sementara itu, Direktur Utama Pertagas, Gamal Imam Santoso, menyampaikan bahwa kerja sama dengan Polytama bukan hanya tentang pengaliran gas atau pembangunan fasilitas. Penguatan infrastruktur gas seperti ini merupakan bagian penting dalam mendorong pertumbuhan industri petrokimia di Indonesia.
“Lebih dari itu, ini adalah bentuk sinergi dalam mendukung ketahanan energi, mendorong pertumbuhan industri hilir, serta memberikan nilai tambah bagi negara. Sinergi ini tidak hanya mendukung keberhasilan proyek Polytama, tetapi juga memperkuat ekosistem energi dan industri nasional secara berkelanjutan,” kata dia.
Pertagas hingga akhir 2024 tercatat telah membangun dan mengelola pipa transmisi gas sepanjang lebih dari 2.930 km, pipa minyak 605 km, dua LPG Plant dengan kapasitas rata-rata 1.130 ton per hari, terminal regasifikasi dengan kapasitas rata-rata 400 BBtud dan LNG Hub dengan kapasitas rata-rata 127.000 M3.
Melalui kolaborasi penyediaan gas yg sudah berlangsung baik sejak lama ini, kedepan nya akan lebih terbuka kemungkinan untuk rintisan sinergi kerjasama bisnis lainnya berdasarkan kapasitas masing masing entitas, baik di hulu dalam pemenuhan produksi nya maupun di hilir dalam produk maupun turunannya.