Kabar5News – KELESTARIAN lingkungan tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau lembaga konservasi, tetapi juga seluruh lapisan masyarakat. Pertamina EP Cepu (PEPC), melalui Program Biru Langit Jambaran Tiung Biru, membuktikan bahwa perusahaan energi juga dapat menjadi ujung tombak dalam menjaga kelestar- ian hutan sambil memberdayakan masyarakat lokal. Salah satu inisiatif unggulan PEPC adalah penerapan sistem agrosilvopastura sebuah pendekatan yangmenggabungkan kehutanan, pertanian, dan peternakan berkelanjutan di kawasan hutan.
Agrosilvopastura adalah metode pengelolaan lahan yang mengintegrasikan tiga komponen utama: tanaman kehutanan (pohon), tanaman pertanian (tanaman semusim), dan peternakan. Sistem ini memungkinkan lahan hutan yang dikelolatidak hanya menjadi sumber kayu, tetapi juga sumber pangan dan ekonomi bagi masyarakat sekitar. Dengan mengkombinasikan berbagai elemen alam, agrosilvopastura menciptakan keseimbangan ekosistem yang mendukung keanekaragaman hayati, meningkatkan tutupan lahan, dan sekaligus memberikan manfaat ekonomi.

Manfaat Agrosilvopastura bagi Lingkungan dan Masyarakat Penanaman pohon keras dan tanaman semak dalam sistem agrosilvopastura membantu meningkatkan tutupan lahan yang penting untuk menyerap karbon dan menjaga kualitas tanah, menyediakan habitat bagi berbagai spesies fiora dan fauna, dan memperkuat ekosistem lokal.
Pertanian dan peternakan berkelanjutan di Desa Ngasem, Bojonegoro, PEPC beker- ja sama dengan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Ngasem Barokah untuk menge- lola lahan hutan dengan menanam tanaman hortikultura dan tanaman musiman. Lebih dari 11.800 pohon tanaman MPTS (Multi-Purpose Tree Species) dan 12.500tanaman semak ter- tanam pada lahan 17,71 hektar. Berdampak pada perbaikan 8,6 hektar lahan marginal menjadi lahanproduktif.
Selain itu, mereka juga memelihara ternak seperti domba di lahan hutan. Dengan sistem agrosilvopastura, masyarakatdapat memper- oleh mata pencaharian yang stabil tanpa merusak hutan. Ini adalah langkah penting dalam mendukung pertanian dan peternakan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Tercatat dampak ekonomi omset 121 juta dari budidayakambing selama 3 siklus penggemukan/fatte- ning, serta panen jagung 4,3 ton dan 5 ton padi pada musim tanam 2023.
“Jadi alih-alih membuka lahan baru untuk pertanian atau peternakan, agrosilvopastura memaksimalkan lahan yang sudahada dengan cara yang lestari. Hal ini membantu mengurangi tekanan pada hutan alami dan mencegah deforestasi, salahsatu masalah lingkungan terbesar di Indonesia,” ujar Kepala Administratur KPH Perhutani Bojonegoro, Slamet Juwanto.
Tak hanya fokus pada pelestarian hutan, PEPC juga menunjukkan kepedulian terhadap pengurangan jejak karbon melaluipemanfaatan energi bersih. Di kawasan Petak 52-A1, PEPC telah memasang panel surya berdaya 12.300- Watt yangdigunakan untuk mengairi tanaman dan mendukung kebutuhan energi peternakan domba yang dikelola oleh masyarakat.Langkah ini tidak hanya mengurangi ketergantungan pada sumber energi fosil, tetapi juga membantu masyarakat mendapatkan akses energi yang ter- jangkau dan ramah lingkungan.
Edukasi Masyarakat: Konservasi dan Kesejahteraan Bisa Berjalan Seiring Salah satu kunci keberhasilan Program Biru LangitJambaran Tiung Biru adalah partisipasi aktif masyarakat.
PEPC, bersama berbagai mitra seperti Perhutani dan IDFoS Indonesia, berkomitmen memberikan edukasi kepadamasyarakat lokal tentang pen- tingnya menjaga kelestarian hutan sambil tetap mendapatkan manfaat ekonomi dari lahan tersebut. Melalui pendekatan agrosilvopastura, 66 petani penggarap lahan hutan diajarkan bagaimana mengelola lahan secara berkelanjutan sehingga mereka tidak hanya bisa bercocok tanam, tetapi juga beternak dengan memanfaatkanlahan hutan secara optimal.
“Program agrosilvopastura yang diinisiasi PEPC tidak hanya bermanfaat bagi lingkungan, tetapi juga memberikan dampak langsung bagi kesejahteraan masyarakat lokal. Dengan mengintegrasikan kelestarian hutan dan ekonomi berbasis alam,program ini menjadi contoh sukses bagaimana sektor energi dan lingkungan bisa bekerja sama untuk mencapai masadepan yang lebih hijau,” ujar Muliawaty Head of Comm. Relations & CID Zona 12.
Membentuk jalinan kolaborasi mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) utamanya tujuan 7 EnergiBersih dan Terjangkau, tujuan 8 Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, tujuan 13 Penanganan Perubahan Iklim dantujuan 15 Ekosistem Daratan. Komitmen PEPC terhadap dekarbonisasi melalui penggunaan energi bersih dankonservasi keanekaragaman hayati juga menjadi bagian dari upaya mencapai net zero emission. Hal ini menunjukkanbahwa tanggung jawab terhadap lingkungan bisa sejalan dengan tanggung jawab sosial terhadap masyarakat.
Agrosilvopastura adalah bukti bahwa kita tidak perlu memilih antara kelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakatkeduanya bisa dicapai bersamaan. Melalui Program Biru Langit Jambaran Tiung Biru, PEPC membuktikan bahwa inovasidalam pengelolaan lahan bisa memberikan manfaat jangka panjang bagi lingkungan dan ekonomi. Mari bersama-sama mendukung upaya ini, karena masa depan yang berkelanjutan adalah tanggung jawab kita semua.