Kabar5News– Masyarakat Jakarta berharap aksi demonstrasi yang di gelar di kemudian hari di Ibu Kota dan daerah lainnya tidak berujung pada kerusuhan, seperti akhir Agustus 2025 lalu.
Harapan itu dilontarkan oleh salah satu warga Jakarta, Yolti, pada Kabar5news, Jumat (10/10/2025).
“Menurutku demo yang ricuh di bulan Agustus itu sayang banget. Soalnya, niat awal demo kan untuk menyuarakan pendapat atau ketidakpuasan rakyat supaya didengar oleh pemerintah. Tapi kalau ujung-ujungnya malah rusuh, bakar-bakaran, dan lempar-lempar, pesannya jadi kabur,” ujar Yolti di Jakarta.
“Akhirnya, orang-orang lebih fokus pada kerusuhannya, bukan pada apa yang sebenarnya ingin disampaikan. Padahal kalau aksinya tertib dan kompak, suara mereka bisa lebih didengar dan bahkan mendapat simpati dari masyarakat. Tapi ya, namanya juga di lapangan, kadang emosi sudah kebawa, lalu ada saja yang memprovokasi, akhirnya jadi chaos,” lanjutnya.
Yolti menegaskan bahwa demonstrasi merupakan hak setiap warga negara, namun pelaksanaannya tetap harus berlandaskan ketertiban dan tanggung jawab.
“Intinya, demo itu hak semua orang, tapi tetap harus ada batasnya. Jangan sampai niat baik malah rusak gara-gara tindakan yang tidak perlu,” tambahnya.
Tak hanya aspek sosial, Yolti juga menyoroti dampak ekonomi dari aksi ricuh tersebut. Menurutnya, banyak pelaku usaha, khususnya UMKM, yang dirugikan karena aktivitas perdagangan terhenti.
“Gara-gara demo yang ricuh, banyak kegiatan ekonomi yang terhambat Misalnya, toko-toko memilih tutup karena takut kena imbas, jalanan ditutup, orang jadi enggan keluar rumah, dan akhirnya penjualan menurun. UMKM juga terdampak, terutama yang usahanya bergantung pada keramaian atau transportasi,” jelasnya.
Yolti menambahkan, efeknya terasa secara berantai, mulai dari pedagang kecil hingga perusahaan besar.
“Ekonomi lokal jadi melambat, padahal mereka sedang berjuang untuk bangkit. Makanya penting banget kalau mau aksi, tetap damai dan teratur, supaya pesannya tetap tersampaikan tanpa mengganggu roda ekonomi,” katanya.
Ia berharap, aksi-aksi serupa di masa mendatang bisa berjalan damai dan tetap fokus pada tujuan utama.
“Harapanku, semoga aksi demo ke depan bisa lebih tertib dan damai, agar suara rakyat tetap didengar tanpa harus menimbulkan kerusuhan atau merugikan orang lain,” tutupnya.
Sementara itu, pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan terhadap pemicu utama kerusuhan dan berjanji akan menindak tegas pihak-pihak yang terbukti melakukan tindakan anarkis.
Pemerintah mengimbau masyarakat untuk menyampaikan aspirasi dengan cara yang damai dan beradab, tanpa merusak ketertiban umum.
Sebelumnya, aksi demonstrasi yang digelar pada akhir Agustus lalu berakhir ricuh di sejumlah wilayah Indonesia. Massa yang awalnya turun ke jalan untuk menyuarakan aspirasi dan ketidakpuasan terhadap kebijakan pemerintah, berubah menjadi bentrokan setelah terjadi aksi saling dorong dengan aparat keamanan.
Kerusuhan tersebut menyebabkan beberapa fasilitas umum mengalami kerusakan, termasuk halte, kendaraan, dan sejumlah toko di sekitar lokasi aksi. Aktivitas ekonomi masyarakat pun terganggu karena penutupan jalan dan situasi yang tidak kondusif.
Aparat keamanan menyebut puluhan orang telah diamankan karena diduga menjadi provokator dalam kejadian tersebut.