Kabar5News – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengimbau para orang tua, khususnya para ibu, agar lebih aktif mengawasi aktivitas anak-anak di dunia digital. Hal ini disampaikan karena kini terdapat upaya sistematis dari kelompok berpaham radikal yang mencoba menyebarkan ideologi ekstrem melalui permainan daring (game online).
Deputi Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi BNPT, Mayor Jenderal TNI Sudaryanto, menjelaskan bahwa kelompok radikal memanfaatkan game online sebagai sarana perekrutan generasi muda.
“Anak-anak yang awalnya hanya bermain, bisa diajak berkomunikasi, lalu diarahkan masuk ke grup WhatsApp atau Telegram, tempat mereka mulai dikenalkan pada paham intoleran dan radikal,” ujarnya dalam keterangan di Jakarta, Kamis (9/10).
Peringatan tersebut disampaikan dalam kegiatan Dialog Kebangsaan Bersama Organisasi Masyarakat dan Tokoh Perempuan yang digelar di Asrama Haji Padang, Sumatera Barat. Sudaryanto mencontohkan platform seperti Roblox yang kini kerap digunakan untuk menjaring minat anak-anak sebelum diarahkan ke ruang diskusi tertutup.
Ia menegaskan, pengawasan dari orang tua, terutama ibu, sangat penting agar anak-anak tidak terpapar ideologi berbahaya saat bermain game maupun menggunakan smartphone. Menurutnya, banyak orang tua tidak menyadari bahwa proses penyusupan paham radikal bisa terjadi secara perlahan.
Sudaryanto juga menekankan bahwa meskipun Indonesia saat ini tidak menghadapi aksi teror besar, potensi radikalisme tetap ada dan memerlukan kewaspadaan bersama.
“Ini merupakan tanggung jawab kolektif. BNPT tidak bisa bekerja sendiri, kami butuh dukungan lintas pihak, dan semua itu bermula dari keluarga, dari peran seorang ibu,” katanya.
Lebih lanjut, ia menyoroti peran penting perempuan sebagai benteng utama keluarga dalam menjaga nilai toleransi dan moderasi beragama.
Menurutnya, perempuan adalah pilar kehidupan keluarga karena dari merekalah nilai-nilai dasar seperti kasih sayang, toleransi, dan kebhinekaan pertama kali ditanamkan dan dalam kesempatan itu, Sudaryanto juga mengapresiasi partisipasi para tokoh perempuan dan aktivis yang hadir.
Ia berharap kegiatan seperti Dialog Kebangsaan dapat memperkuat narasi perdamaian dan memperluas jaringan agen moderasi beragama di Sumatera Barat.
“Saya percaya para ibu di sini mampu menjadi jembatan untuk menyebarkan pesan toleransi. Mari bersama menjaga Sumatera Barat agar tetap damai, toleran, dan sejahtera,” ujarnya.
Menurut Sudaryanto, kegiatan ini merupakan langkah strategis memperkuat kerja sama antara pemerintah, masyarakat, dan keluarga dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Dukungan dari berbagai pihak, termasuk Komisi XIII DPR RI, dianggap sangat penting untuk memperkuat semangat toleransi di Tanah Air.
Dalam dialog yang sama, anggota Komisi XIII DPR RI Shadiq Pasadigoe turut mengajak seluruh lapisan masyarakat, terutama perempuan, untuk memperkuat peran keluarga dalam mencegah penyebaran paham intoleran, radikal, dan terorisme.
Ia menilai kegiatan tersebut sangat relevan di tengah maraknya penyebaran ideologi kekerasan di media sosial dan dunia digital.
“Saya sangat mengapresiasi kegiatan ini, karena dialog semacam ini penting untuk memperkuat pemahaman moderat agar masyarakat tidak terpengaruh oleh ideologi yang mengancam keutuhan NKRI,” ungkap Shadiq.
Ia juga menyampaikan bahwa berdasarkan data BNPT tahun 2023, Indonesia berhasil mencapai zero attack terrorism atau nihil serangan teror, sebuah capaian yang patut dibanggakan.
Namun, ia mengingatkan masyarakat agar tidak lengah karena pola penyebaran radikalisme kini semakin halus dan banyak terjadi di ruang digital.
Shadiq menilai pentingnya menggelorakan terus Dialog Kebangsaan agar nilai-nilai Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, dan semangat toleransi semakin tertanam kuat di kalangan generasi muda.
Ia juga menyatakan dukungan penuh terhadap pendekatan BNPT yang bersifat humanis, edukatif, dan inklusif dalam menangani isu radikalisme, karena dinilai lebih efektif dibandingkan pendekatan yang represif.
“Pendekatan yang mengedukasi dan memberdayakan keluarga jauh lebih membekas. Saya berharap kegiatan seperti ini tidak hanya berlangsung di Padang, tetapi juga berkembang menjadi gerakan nasional,” ujarnya.
Kegiatan Dialog Kebangsaan di Padang ini merupakan hasil kolaborasi antara BNPT dan Komisi XIII DPR RI, diikuti sekitar 200 peserta dari berbagai organisasi perempuan.
Empat narasumber hadir dalam sesi dialog interaktif, yakni Direktur Pencegahan BNPT Prof. Irfan Idris, Ketua PW Aisyiyah Sumbar Syur’aini M.Pd., dosen UIN Imam Bonjol Ka’bati, dan mantan narapidana terorisme Devi Rusli.