Kabar5News – Rekonstruksi wajah ini dibuat berdasarkan koin perak yang dicetak pada tahun 32 SM, masa ketika Ratu Cleopatra masih memerintah Mesir.
Begitu banyak orang merasa mengenal sosok Cleopatra, sang ratu legendaris Mesir yang menaklukkan hati dua jenderal Romawi paling berpengaruh: Julius Caesar dan Markus Antonius.
Berbeda dengan gambaran film dan lukisan modern. Koin tersebut menunjukkan bahwa Cleopatra tidak memiliki wajah secantik aktris Hollywood.
Ia digambarkan berleher panjang dan besar, berhidung bengkok, dengan fitur wajah yang jauh dari stereotip kecantikan masa kini.
Menurut Plutarch, sejarawan Yunani Kuno, menulis bahwa Cleopatra sebenarnya tidak terlalu cantik. Tapi, justru di situlah letak kekuatannya. Cleopatra memiliki pesona yang luar biasa, kepintaran yang menonjol, dan kefasihan berbicara yang memikat siapa pun yang mendengarkannya.
Cleopatra bukan hanya ratu yang cantik, tapi seorang negarawan ulung yang paham strategi, diplomasi, dan ekonomi.
Ia bukan orang Mesir asli, Namun, keturunan Dinasti Ptolemy yang berasal dari Macedonia, yang berkuasa setelah penaklukan Alexander Agung.
Meski begitu, ia adalah Pharaoh pertama dari dinastinya yang mempelajari bahasa Mesir, dan Pharaoh terakhir Mesir sebelum menjadi provinsi Romawi.
Cleopatra menguasai setidaknya 9 bahasa termasuk Arab, Ibrani, Ethiopia, hingga Aramaik. Ia bisa berbicara soal kenaikan harga gandum di Mesir dan dampaknya terhadap perekonomian Mediterania, bukan hanya soal mode atau pesta istana.
Rupanya, kekuatan Cleopatra bukan terletak pada wajahnya, tapi pada kecerdasan, keberanian, dan kepribadian yang memikat. Itulah yang membuatnya tetap dikenang selama ribuan tahun.
Rekonstruksi ini bukan sekadar potret, tapi jendela untuk mengenal Cleopatra sebagaimana ia benar-benar ada dalam sejarah.